Wapres Gibran Didesak untuk Diganti: Lima Jenderal Purnawirawan TNI Teken Usulan
![]() |
Foto Gibran Saat Dilantik Menjadi Wakil Presiden Di Gedung MPR |
Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka resmi dilantik dalam sidang paripurna MPR yang mengagendakan pengambilan sumpah jabatan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia periode 2024-2029 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, pada Minggu (20 Oktober 2024). Namun, setelah pelantikan tersebut, lima jenderal purnawirawan TNI menandatangani surat yang berisi usulan pergantian Wapres Gibran.
Kelima jenderal tersebut antara lain adalah Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno, Jenderal TNI (Purn) Fachrul Razi, Jenderal TNI (Purn) Tyasno Soedarto, Laksamana TNI (Purn) Slamet Soebijanto, dan Marsekal TNI (Purn) Hanafie Asnan. Mereka membubuhkan tanda tangan dalam surat pernyataan sikap yang diinisiasi oleh Forum Purnawirawan Prajurit TNI, salah satunya berisi desakan agar Gibran diganti dari posisinya sebagai Wakil Presiden.
Secara keseluruhan, dokumen tersebut mengklaim telah mendapatkan dukungan dari 103 Jenderal, 73 Laksamana, 65 Marsekal, dan 91 Kolonel purnawirawan TNI. Meski begitu, dalam dokumen yang beredar di media sosial, hanya lima tanda tangan dari para jenderal tersebut yang tampak.
Dalam dokumen itu, tercatat bahwa Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno berperan sebagai pihak yang "mengetahui" isi surat.
Ada delapan poin penting yang diajukan dalam surat tersebut, termasuk di antaranya mendukung program Asta Cita dari Kabinet Merah Putih (kecuali terkait pembangunan Ibu Kota Negara/IKN), serta mengusulkan agar fungsi Polri dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat dikembalikan di bawah kendali Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
Poin paling kontroversial dalam surat itu adalah permintaan resmi kepada MPR untuk mengganti Wapres Gibran, dengan alasan bahwa putusan Mahkamah Konstitusi terkait Pasal 169 Huruf Q dalam Undang-Undang Pemilu dinilai melanggar prosedur hukum dan prinsip-prinsip kekuasaan kehakiman.
Profil Lima Jenderal Purnawirawan yang Mengusulkan Gibran Dipecat
1. Jenderal TNI (Purn) Fachrul Razi
Fachrul Razi merupakan salah satu sosok militer yang pernah menjabat sebagai Wakil Panglima TNI. Dalam perjalanan kariernya, ia pernah menduduki sejumlah posisi penting, seperti Komandan Brigade Infanteri Lintas Udara 17 Kujang 1 Kostrad, Wakil Asisten Operasi KASAD, hingga Kepala Staf Kodam VII/Wirabuana.
Berdasarkan data dari Wikipedia, Fachrul pernah menjadi Gubernur Akademi Militer (1996–1997), Asisten Operasi Kepala Staf Umum ABRI (1997–1998), Kepala Staf Umum ABRI (1998–1999), serta Sekretaris Jenderal di Departemen Pertahanan dan Keamanan (1999).
Karier militernya mencapai puncak ketika diangkat menjadi Wakil Panglima TNI pada periode 1999-2000. Usai pensiun, Fachrul aktif di dunia bisnis sebagai komisaris di berbagai perusahaan, seperti PT Central Proteina Prima Tbk dan PT Antam Tbk, serta sempat bergabung dengan Partai Hanura. Ia juga pernah menjabat sebagai Menteri Agama dalam Kabinet Indonesia Maju.
2. Jenderal TNI (Purn) Tyasno Soedarto
Tyasno Soedarto merupakan mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) pada periode 1999-2000. Sebelum itu, ia juga sempat memimpin Komando Daerah Militer IV/Diponegoro. Selama kariernya, Tyasno dikenal sebagai perwira tinggi TNI AD yang disegani.
3. Laksamana TNI (Purn) Slamet Soebijanto
Slamet Soebijanto adalah mantan Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) periode 2005-2007 di era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Alumni Akabri 1973 ini pernah menempati beberapa jabatan strategis di lingkungan TNI AL, di antaranya sebagai Wakil Gubernur Lemhannas pada 2003-2005, serta Asisten Perencanaan Umum Panglima TNI dan Panglima Armada Timur (Pangarmatim).
4. Marsekal TNI (Purn) Hanafie Asnan
Hanafie Asnan pernah menduduki posisi sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) dari tahun 1998 hingga 2002. Ia merupakan lulusan Akademi Angkatan Udara tahun 1969 dan semasa aktif dikenal sebagai salah satu perwira tinggi dengan kontribusi besar bagi perkembangan TNI AU.
5. Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno
Try Sutrisno merupakan tokoh militer nasional yang pernah menjabat sebagai Panglima ABRI (1988–1993) dan Wakil Presiden Indonesia mendampingi Presiden Soeharto (1993–1998). Sebelumnya, ia juga pernah menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) pada 1986-1988. Sepanjang kariernya, Try dikenal sebagai sosok yang tegas dan berpengaruh dalam era Orde Baru.