![]() |
Saat Saya Menyadari Pentingnya Halaman Demo untuk Blog Tutorial. Sebagai seorang blogger yang cukup lama berkecimpung di dunia tutorial Blogger, saya pernah berada di fase di mana saya merasa konten yang saya buat sudah cukup lengkap dan bermanfaat.
Saya rajin menulis langkah-langkah teknis, menyisipkan potongan kode HTML dan CSS, serta memberikan penjelasan semudah mungkin agar pembaca bisa langsung mempraktikkan. Tapi tetap saja, ada perasaan bahwa konten saya masih belum “hidup.” Beberapa pembaca bahkan sempat menghubungi saya dan mengatakan, “Mas, ini kodenya sudah saya coba, tapi tampilannya kayak beda sama yang Mas maksud.” Di situlah saya mulai berpikir: apa sebenarnya yang kurang?
Titik balik saya datang ketika secara tidak sengaja saya mengunjungi blog legendaris yang pasti sudah tidak asing bagi para blogger—wendycode.com. Saat itu saya sedang mencari solusi untuk membuat halaman 404 custom di Blogger, dan entah bagaimana Google membawa saya ke salah satu artikel milik Bang Wendy. Yang membuat saya kagum bukan hanya karena penjelasannya sangat runtut dan mudah dimengerti, tapi juga karena di bagian bawah artikelnya, terdapat tombol “Lihat Demo” yang ketika diklik langsung membawa saya ke halaman demo yang menampilkan hasil jadi dari kode yang dijelaskan.
Saya langsung merasa, “Nah, ini yang selama ini kurang di blog saya!” Bayangkan, pembaca tidak hanya membaca teori, tapi langsung bisa melihat preview nyata dari apa yang sedang dijelaskan. Ini bukan cuma membuat artikel terasa lengkap, tapi juga membangun kepercayaan dari pembaca bahwa konten yang saya bagikan memang bisa dipertanggungjawabkan dan bukan hanya “katanya-katanya” saja.
Mulai dari situ, saya pun menelusuri lebih dalam struktur blog Bang Wendy. Dan hal yang paling saya soroti adalah cara beliau membuat subdomain khusus seperti demo.wendycode.com
. Bukan sekadar halaman statis biasa di Blogger, tapi benar-benar situs terpisah yang masih dalam satu ekosistem domain. Dengan tampilan yang konsisten dan rapi, pengunjung seakan tidak berpindah blog ketika membuka halaman demo. Sebagai pembaca, saya merasa dimanjakan oleh desain yang matang dan pengalaman visual yang seamless. Hal ini sangat jauh berbeda dibandingkan ketika sebuah link demo justru mengarah ke layanan pihak ketiga yang tidak konsisten tampilannya.
Pengalaman itulah yang akhirnya memotivasi saya untuk mencoba hal serupa di blog pribadi saya, radiokonoha.com. Awalnya saya sempat ragu, apakah mungkin saya bisa membuat halaman demo seperti itu di Blogger tanpa harus beli hosting tambahan atau mengeluarkan biaya mahal? Tapi ternyata setelah saya cari tahu dan coba-coba, prosesnya tidak sesulit yang saya bayangkan. Bahkan, semua bisa dilakukan hanya dengan memanfaatkan domain utama yang saya miliki dan fitur DNS dari penyedia domain saya.
Langkah pertama tentu saja membuat subdomain seperti demos.radiokonoha.com
. Saya sempat berpikir bahwa Blogger hanya bisa menerima domain utama seperti www.domain.com
, tapi ternyata kita juga bisa menautkan subdomain khusus. Setelah berhasil mendapatkan dua pasang CNAME Records dari Blogger dan menempelkannya di pengaturan DNS, akhirnya subdomain saya aktif dalam waktu kurang dari 6 jam. Saya sangat puas karena prosesnya tidak ribet, dan hasilnya langsung bisa saya pakai untuk membangun halaman-halaman demo dari artikel-artikel saya.
Yang menarik lagi, saya jadi menyadari bahwa dengan membuat subdomain khusus ini, saya bisa mengelola tampilan blog demo secara independen tanpa mengganggu struktur blog utama. Ini sangat membantu terutama untuk menjaga tampilan artikel utama tetap bersih, dan demo bisa saya desain seunik mungkin. Bahkan saya bisa menggunakan template khusus hanya untuk blog demo, seperti template IGNIEL versi clone yang tampilannya ringan, bersih, dan cocok untuk presentasi demo kode.
Setelah semua terpasang dan blog demo aktif, saya mulai mengubah strategi penulisan artikel saya. Setiap kali membuat tutorial baru yang mengandung kode HTML atau CSS, saya sisipkan tombol demo yang mengarah ke subdomain demo tersebut. Alhasil, pembaca saya merasa lebih terbantu. Banyak dari mereka meninggalkan komentar positif dan bilang bahwa blog saya sekarang jauh lebih profesional dibanding sebelumnya. Mereka tidak perlu lagi menebak-nebak hasil akhir dari kode yang saya berikan. Ini juga sangat membantu bagi mereka yang malas atau takut “ngoprek” langsung di blog utama mereka—karena bisa melihat pratinjau hasilnya dulu.
Dari sisi SEO pun, langkah ini memberikan efek positif. Karena saya mengatur agar subdomain demo tidak muncul di pencarian Google, konten utama saya tetap mendapatkan ranking optimal. Ini penting karena kita tidak mau halaman demo menggeser posisi artikel utama di hasil pencarian. Saya mengaktifkan pengaturan privasi di Blogger untuk subdomain demo, dan ternyata itu cukup untuk mencegah indeksasi tanpa harus repot-repot edit robots.txt manual.
Lebih dari itu, dengan adanya subdomain demo, saya merasa blog saya kini jauh lebih terorganisir. Saya tidak lagi kebingungan harus menyelipkan semua tampilan demo di artikel utama. Sekarang saya punya ruang khusus untuk bereksperimen, menampilkan varian desain, hingga menguji halaman landing page yang nantinya bisa saya pasang di domain utama jika terbukti efektif.
Kalau diingat-ingat, transformasi blog saya ini semuanya berawal dari pengalaman sederhana mengunjungi blog orang lain dan merasa terinspirasi. Tapi inspirasi yang saya ambil itu bukan hanya tentang desain atau tampilan visual, melainkan lebih pada cara berpikir jangka panjang dalam membangun blog. Saya belajar bahwa menjadi blogger yang profesional bukan hanya soal rajin menulis, tapi juga soal menyajikan konten dengan cara yang efisien, aplikatif, dan menyenangkan bagi pembaca.
Jadi jika Anda merasa blog tutorial Anda masih kurang “greget”, atau pembaca Anda sering kebingungan memahami kode yang Anda tulis, saya sangat menyarankan Anda untuk mempertimbangkan membuat halaman demo khusus menggunakan subdomain. Percayalah, ini bukan hanya soal tampilan yang keren, tapi soal bagaimana Anda membangun kredibilitas dan pengalaman pengguna yang maksimal.
Dalam artikel ini, saya akan berbagi seluruh prosesnya—dari membuat subdomain, menautkannya ke Blogger, memilih template, hingga menyisipkan link demo ke artikel utama. Semua saya tulis berdasarkan pengalaman pribadi, bukan hasil copas atau teori semata. Harapannya, Anda yang membaca pun bisa menerapkan langkah-langkah ini dan membawa blog Anda naik ke level berikutnya.
Cara Membuat Halaman Demo Keren di Blogger Seperti WendyCode
Setelah menyadari pentingnya halaman demo dalam artikel tutorial, saya pun mulai menyusun langkah demi langkah agar blog saya bisa memiliki fitur seperti di WendyCode.com. Ternyata, dengan strategi yang tepat, kita tidak perlu jadi ahli coding atau menyewa programmer. Semua bisa dilakukan secara mandiri dengan platform Blogger dan sedikit pemahaman teknis dasar.
1. Membuat Subdomain Khusus untuk Demo Blog
Langkah pertama yang saya lakukan adalah membuat subdomain dari domain utama saya, yaitu radiokonoha.com
. Saya ingin agar semua halaman demo tampil terpisah namun tetap dalam satu identitas domain, misalnya menjadi demos.radiokonoha.com
.
Cara Membuat Subdomain di Blogger:
-
Masuk ke dashboard Blogger > Setelan > Publikasi > klik “+ Domain Kustom”.
-
Masukkan subdomain yang Anda inginkan, contohnya:
demos.radiokonoha.com
. -
Klik Simpan. Biasanya Blogger akan menolak dan menampilkan dua CNAME Records sebagai bagian dari verifikasi.
-
Catat CNAME yang diberikan. Biasanya terdiri dari:
-
Nama:
demos
| Tujuan:ghs.google.com
-
Nama acak (contoh:
abc123xyz
) | Tujuan:gv-xxxx.dv.googlehosted.com
-
Langkah selanjutnya adalah masuk ke pengaturan domain tempat Anda membeli domain utama, dan menambahkan kedua CNAME tadi ke pengaturan DNS.
2. Setting CNAME di DNS Domain
Saya menggunakan Cloudflare, tetapi prinsipnya sama untuk semua penyedia domain:
-
Masuk ke akun domain Anda.
-
Buka pengaturan DNS.
-
Tambahkan dua record baru dengan tipe CNAME.
-
CNAME 1:
-
Type: CNAME
-
Name: demos
-
Domain: ghs.google.com
-
-
CNAME 2:
-
Type: CNAME
-
Name: (kode acak dari Blogger)
-
Domain: (tujuan yang diberikan Blogger)
-
-
Simpan dan tunggu proses propagasi DNS—biasanya memakan waktu antara 5 menit hingga 24 jam.
3. Hubungkan Kembali ke Blogger
Setelah CNAME berhasil ditambahkan dan propagasi selesai:
-
Kembali ke Blogger, masuk lagi ke Setelan > Publikasi.
-
Masukkan ulang subdomain Anda dan klik Simpan.
-
Jika DNS sudah terverifikasi, maka subdomain akan berhasil tertaut ke Blogger.
Saya pribadi tidak butuh waktu lama. Dalam 3 jam, subdomain saya sudah aktif dan bisa diakses lewat https://demos.radiokonoha.com
.
4. Matikan Redirect Otomatis ke WWW
Pengalaman saya waktu awal, ternyata Blogger secara default akan mengarahkan www.radiokonoha.com
ke subdomain. Ini bikin blog utama saya tidak bisa diakses dengan benar.
Solusinya:
-
Masuk ke dashboard Blogger utama.
-
Buka bagian Alihkan domain.com ke www.domain.com.
-
Nonaktifkan pengalihan otomatis.
Ini penting agar blog utama tetap aktif di www.domain.com
, sementara blog demo berjalan di demos.domain.com
.
5. Cegah Halaman Demo Terindeks Google
Karena halaman demo hanya untuk membantu pembaca dan bukan untuk optimasi SEO, maka saya pastikan halaman-halaman tersebut tidak muncul di hasil pencarian Google.
Caranya mudah:
-
Masuk ke dashboard Blogger untuk subdomain demo.
-
Klik Setelan > Privasi.
-
Matikan opsi “Tampilkan blog di Mesin Telusur”.
Langkah ini akan menghindari duplikat konten dan memastikan ranking blog utama tidak terganggu.
6. Gunakan Template Ringan & Konsisten
Saya menggunakan template IGNIEL versi clone untuk halaman demo. Alasannya:
-
Tampilan bersih, mirip blog utama.
-
Cepat diakses (lightweight).
-
Memudahkan pembaca fokus pada kode yang sedang ditampilkan.
Kalau Anda tertarik, Anda bisa cari atau beli template serupa, atau bahkan pakai template dari blog utama Anda agar tetap selaras.
7. Membuat Postingan Demo yang Menarik
Setelah semuanya siap, sekarang waktunya membuat konten di blog demo.
Langkah-langkahnya saya rangkum begini:
-
Masuk ke Blogger demo (
demos.radiokonoha.com
). -
Klik Postingan Baru.
-
Ubah mode editor ke HTML penuh.
-
Tempelkan kode HTML, CSS, atau JavaScript yang ingin ditampilkan.
-
Klik Publikasikan.
Selanjutnya, salin URL postingan demo dan sisipkan ke tombol demo di artikel utama blog Anda.
Contoh tombol HTML sederhana:
<a href="https://demos.radiokonoha.com/2025/07/halaman-404.html" class="button" target="_blank">Lihat Demo</a>
8. Testing dan Evaluasi
Saya selalu menguji setiap halaman demo setelah dipublikasikan. Ini penting untuk memastikan:
-
Link demo berfungsi dengan benar.
-
Tampilan sesuai harapan.
-
Kode bisa bekerja di berbagai perangkat, terutama mobile.
Jika ada kesalahan, saya segera perbaiki di artikel demo sebelum menyisipkannya ke postingan utama.
Tips Tambahan Membuat Halaman Demo Yang Menarik
-
Pisahkan CSS dan JavaScript dari artikel utama agar tidak menumpuk.
-
Simpan demo berdasarkan kategori (404 page, tombol, slider, dsb).
-
Gunakan nama URL yang SEO-friendly untuk demo, seperti
.../demo-halaman-kontak.html
.
Kesimpulan Dan Penutup
Setelah melalui proses panjang mulai dari membuat subdomain, mengatur DNS, memilih template, hingga menyusun postingan demo secara terstruktur, saya bisa menyimpulkan satu hal penting: membangun halaman demo untuk blog tutorial di Blogger adalah langkah kecil yang berdampak besar.
Di awal perjalanan ngeblog, saya hanya fokus pada isi tulisan—yang penting lengkap dan bisa membantu pembaca. Tapi semakin ke sini, saya menyadari bahwa pengalaman pengguna adalah segalanya. Pembaca tidak cukup hanya diberikan teori. Mereka butuh contoh nyata. Dan di situlah fungsi halaman demo benar-benar terasa.
Dengan membuat halaman demo yang profesional dan rapi, saya mendapatkan banyak manfaat:
-
Artikel tutorial saya jadi lebih dipercaya.
Karena pembaca bisa langsung melihat hasil dari kode yang saya bagikan, mereka tidak perlu meraba-raba atau merasa ragu apakah kode tersebut bekerja dengan baik. Ini meningkatkan kredibilitas blog saya secara langsung. -
Struktur blog jadi lebih teratur.
Artikel utama tetap bersih dari kode yang panjang, karena semua tampilan bisa dialihkan ke halaman demo. Hasilnya, blog terasa lebih ringan dan enak dibaca. -
Meningkatkan tampilan visual dan branding.
Dengan menggunakan subdomain dan template khusus yang mirip dengan blog utama, saya membangun identitas visual yang konsisten. Ini bukan hanya soal estetika, tapi juga menciptakan kesan profesional dan serius dalam mengelola blog. -
SEO blog utama tetap aman.
Karena saya mengatur agar subdomain demo tidak terindeks oleh Google, saya bisa menjaga agar artikel utama tetap menjadi fokus dalam hasil pencarian. Ini sangat penting agar tidak terjadi duplikasi konten dan persaingan internal antar halaman sendiri.
Lebih dari itu, proses membuat halaman demo ini juga membuka wawasan baru bagi saya pribadi sebagai seorang blogger. Saya jadi belajar tentang pengelolaan DNS, penggunaan subdomain, serta cara memaksimalkan fitur-fitur Blogger yang selama ini jarang saya sentuh. Bahkan, saya merasa bahwa ini seperti naik level dari sekadar menulis konten menjadi membangun sistem blogging yang berkelanjutan.
Jika saya boleh memberikan saran berdasarkan pengalaman ini, maka saya sangat mendorong Anda—terutama yang memiliki blog tutorial atau blog teknis—untuk segera mulai membuat halaman demo tersendiri. Tidak perlu menunggu punya skill coding tinggi. Tidak butuh hosting mahal. Cukup dengan domain yang sudah Anda miliki dan keinginan untuk belajar, Anda sudah bisa membuat sistem yang jauh lebih profesional daripada sebelumnya.
Saya tahu, di awal mungkin ada rasa ragu. Saya pun dulu begitu. Tapi ketika sudah mencoba dan melihat hasilnya sendiri, semua kelelahan dan keraguan itu langsung terbayar lunas. Sekarang, setiap kali saya menulis artikel baru, saya tidak merasa lengkap jika belum menyisipkan link demo. Itu seperti sudah jadi standar baru bagi saya dalam menyajikan konten berkualitas.
Hal yang juga menarik adalah, pembaca saya kini tidak hanya membaca artikel, tapi juga berinteraksi dengan demo. Mereka mengklik tombol “Lihat Demo”, mengeksplorasi hasil akhirnya, lalu kembali ke artikel dengan pemahaman yang jauh lebih matang. Inilah bentuk keterlibatan pengguna (user engagement) yang sangat disukai Google dalam algoritmanya.
Sebagai penutup, saya ingin menegaskan bahwa membuat halaman demo bukanlah pekerjaan sia-sia. Ini adalah investasi jangka panjang untuk kualitas blog Anda. Sekali Anda membuat sistemnya, Anda bisa memanfaatkannya untuk artikel-artikel ke depan. Anda tidak hanya terlihat lebih profesional di mata pembaca, tapi juga di mata mesin pencari.
Jadi, jika selama ini Anda merasa artikel Anda sulit bersaing di pencarian Google atau kurang mendapat respon pembaca, bisa jadi masalahnya bukan pada kontennya—tapi pada bagaimana Anda menyajikannya. Halaman demo adalah solusi cerdas untuk itu.
Mulailah dengan langkah pertama: buat subdomain. Lalu perlahan lanjutkan ke desain, pengaturan SEO, dan penyusunan konten demo. Percayalah, satu demi satu Anda akan melihat perubahan besar dalam cara pembaca merespons artikel Anda.
Akhir kata, semoga pengalaman saya ini bisa menjadi inspirasi dan pendorong semangat bagi Anda yang ingin menjadikan blog pribadi sebagai tempat berbagi ilmu dengan cara yang lebih menarik, modern, dan profesional. Jangan takut untuk mencoba hal baru. Dunia blogging terus berkembang, dan kita sebagai kreator harus terus beradaptasi untuk tetap relevan dan unggul.